Bagi kamu penyuka tantangan, rasanya patut mencoba salah satu aktivitas outdoor yang satu ini, yaitu solo hiking. Solo hiking adalah salah satu aktivitas yang identik dengan pendakian gunung seorang diri.
Mendaki bersama teman memang menyenangkan, namun bagaimana jika mereka tidak memiliki kesamaan jadwal dengan kita? Tentu jika kamu seorang pecinta alam, solo hiking adalah pilihan yang bagus.
Ya, meski mungkin terdengar sedikit menakutkan jika dibayangkan, namun percayalah sensasi mendaki gunung seorang diri itu memiliki euforia tersendiri. Belum lagi jika kita membayangkan tidak ada teman selama perjalanan, suasana sepi pasti akan dirasakan.
Tapi sebelum berangkat, ada baiknya jika kamu menyimak ulasan mengenai solo hiking berikut ini.
Pahami Risiko Solo Hiking
Solo hiking memang aktivitas yang seru untuk dicoba. Namun banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar memutuskan untuk pergi sendiri. Nah, sebenarnya apa risiko solo hiking yang perlu dipahami demi mengurangi dampak yang tidak di inginkan ke depannya?.
Persiapan Secara Mandiri
Namanya juga solo, semua keperluan yang dibutuhkan untuk hiking dipersiapkan secara mandiri. Tentu bukan hal yang mudah merencanakan semuanya seorang diri karena tentu ada banyak kesulitan ke depannya.
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk rencana perjalanan nantinya, seperti tempat tujuan yang diinginkan.
Kemudian perihal pemotretan yang seakan menjadi hal wajib ketika bepergian. Jika kamu hanya seorang diri, maka tentu sangat sulit mengabadikan gambar diri di spot-spot menarik. Berselfie ria pun rasanya kurang memuaskan karena tidak memuat seluruh objek alam. Maka dari itu, kamu harus bersiap-siap untuk pusing memikirkan segala persiapan ini.
Bahaya Lebih Besar
Lagi-lagi ketika sendiri, semua hal sangat terbatas dan sudah pasti kita akan kewalahan. Seorang pendaki tentu tahu risiko terluka adalah hal yang sangat wajar dialami.
Hal ini juga berlaku ketika kamu solo hiking di mana semuanya akan lebih sulit. Misalnya ketika kamu terluka, maka yang bisa membantu hanya diri sendiri.
Kesepian
Sama halnya dengan risiko cedera saat mendaki, rasa sepi dan bosan sudah pasti akan menghampiri. Kamu tentunya harus tegar menghadapi hal seperti ini, berjalan sendirian mencapai tujuan.
Perjalanan yang sebenarnya tidak begitu jauh pun akan sangat terasa karena tidak ada teman mengobrol atau sekadar bertegur sapa di perjalanan.
Pengeluaran Lebih Besar
Merujuk ke poin sebelumnya, persiapan solo hiking memerlukan biaya besar karena kamu menyiapkan semuanya sendiri.
Artinya, kamu harus menanggung segala pengeluaran sendiri terlebih jika pertama kali mendaki. Biaya transportasi dan pembelian peralatan akan sangat terasa bebannya jika kamu hiking seorang diri.
Tips Solo Hiking
Solo hiking secara teori memang terdengar seru dan menantang. Namun, di balik itu ada banyak risiko yang mengintai.
Mendaki seorang diri di pegunungan rimbun tentu bisa saja sangat berisiko. Maka dari itu, sebelum mulai hiking sendiri ada baiknya jika kamu menyimak dan menerapkan tips berikut ini.
1. Persiapan Fisik
Kebugaran tubuh bagi seorang pendaki adalah hal utama yang harus dijaga.
Kamu bukan jalan-jalan di taman kompleks atau jalanan datar lainnya melainkan sebuah gunung. Gunung yang tinggi dengan berbagai medan tentu membuat kamu perlu mempersiapkan fisik sebaik mungkin. Pastikan bahwa tubuh kamu dalam keadaan sehat dan bugar sebelum pergi mendaki.
Kunci utama bagi seorang pendaki adalah kondisi tubuh yang fit untuk menaklukkan gunung. Jadi, jika kamu mengalami beberapa gejala sakit, segera periksa ke dokter untuk memastikan kesehatan.
Jangan terlalu memaksakan diri bahkan jika gejala yang dirasakan meski hanya keluhan ringan. Sebaiknya tunda perjalanan hiking kamu jika kondisi tubuh kurang fit.
2. Izin Orang Tua
Tips lain yang tidak boleh dilupakan dan sifatnya wajib kamu lakukan adalah meminta izin dari orang tua. Tidak sedikit orang tua melarang anaknya untuk melakukan solo hiking karena risiko dan tingkat kekhawatirannya yang tinggi.
Sebisa mungkin dapatkan restu orang tua sebelum pergi agar ridha mereka selalu menyertai dalam perjalanan kita.
3. Memahami Medan
Tips selanjutnya bagi kamu yang akan pergi solo hiking adalah memahami medan yang ada. Setelah kamu menentukan destinasi hiking maka pahami medan yang ada di area tersebut melalui berbagai sumber. Bukan hanya secara fisik, kamu juga perlu memahami lebih dalam area pendakian yang akan dilalui.
Pastikan bahwa area tersebut memiliki komponen lain seperti jalur transportasi yang memadai, basecamp, dan sebagainya. Semua komponen ini sangat penting untuk diketahui untuk mendukung perjalanan kamu.
Jika kamu penakut, usahakan untuk tidak membaca atau mencari informasi mistis mengenai jalur pendakian tersebut.
4. Peralatan dan Logistik Cukup
Berikutnya yakni persiapan logistik dan peralatan yang cukup selama pendakian berlangsung. Kamu cukup memilah barang-barang yang memang sangat diperlukan untuk aktivitas pendakian.
Hindari membawa barang terlalu banyak agar kamu tidak repot dengan bobot tas. Sekali lagi, kamu akan berjalan kaki jauh di medan ekstrem bukan jalan lurus.
Jika kamu adalah pendaki pemula, sebaiknya belilah peralatan yang multi fungsi untuk menghemat ruang.
Selain itu, pastikan kamu membawa kebutuhan logistik yang cukup selama perjalanan. Bawa makanan yang bergizi dan mudah untuk di olah agar tidak merepotkan nantinya untuk mengisi energi setelah lelah berjalan.
Alat komunikasi bagi seorang pendaki adalah hal yang wajib dibawa. Begitu pula dengan cara hiking solo di mana kelengkapan alat komunikasi harus selalu tersedia. Bukan handphone, melainkan alat yang lebih sederhana seperti HT. Kendati di area pegunungan memiliki sinyal yang buruk maka HT adalah pilihan yang tepat untuk berkomunikasi.
Selain HT sebagai alat komunikasi, kamu juga perlu membawa sistem navigasi yang memadai. Alat yang paling umum adalah kompas dan peta sebagai petunjuk arah agar meminimalkan risiko tersesat di area pegunungan.
Jika pun kamu berada di situasi tersebut, segera hubungi pihak basecamp untuk memberikan bantuan atau petunjuk mengenai rute selanjutnya.
6. Berjalan Saat Terang, dan Berhenti Ketika Gelap
Ketika kamu memutuskan hiking solo, ada aturan yang perlu dipahami yakni waktu mendaki dan istirahat. Seorang pendaki berkelompok selalu berjalan ketika terang dan berhenti ketika gelap datang. Ini juga berlaku bagi kamu yang akan solo hiking hal ini menjadi sangat sensitif.
Berjalan seorang diri di malam hari tentu cukup berbahaya apalagi kamu berada di tengah hutan. Cahaya yang minim membuat pendaki kesulitan memastikan objek di sekitarnya memungkinkan banyaknya bahaya yang mengintai.
Setelah lelah berjalan di siang hari, alangkah lebih baiknya jika kamu fokus beristirahat di malam hari dan melanjutkannya esok hari.
Bisa disimpulkan solo hiking sendiri adalah aktivitas yang seru namun cukup menantang untuk dilakukan. Maka dari itu sebelum memutuskan untuk pergi carilah informasi seputar solo hiking untuk menambah wawasan kamu.