“Akibat nila setitik, rusak susu sebelanga” begitulah kata pepatah. Di dalam dunia bisnis pepatah ini juga berlaku, artinya karena kesalahan-kesalahan kecil dan faktor-faktor yang sepele dapat menjadi penyebab bisnis gagal, bahkan menjadi pemicu kebangkrutan dan hancurnya perusahaan.
Ironisnya, justru faktor-faktor yang sepele ini banyak diabaikan oleh para pebisnis pemula. Padahal, jika hal sepele tersebut tidak ditangani secara serius, hampir bisa dipastikan bisnis yang Anda rintis dengan susah payah akan hancur hanya dalam kurun waktu kurang yang singkat.
Penyebab Bisnis Gagal
Contents
Beberapa penyebab bisnis gagal yang dapat membuat hancurnya perusahaan diantaranya adalah:
1. Melupakan Produk Lama
Mencari produk baru sebagai varian memang sangat disarankan, utamanya jika produk lama mengalami kelesuan. Tetapi jangan lantas meninggalkan produk lama begitu saja, karena dengan seringnya berganti-ganti produk tanpa mempertahankan produk yang lama, justru dapat membuat konsumen bingung terhadap identitas bisnis Anda.
Selain itu, tidak semua konsumen menolak produk lama yang Anda hasilkan atau sebagian konsumen sebenarnya masih menyukai produk lama tersebut hanya saja ada beberapa faktor yang membuat mereka meninggalkan produk tersebut untuk sementara waktu.
2. Administrasi Tidak Tertata
Salah satu penyebab bisnis gagal adalah tidak tertatanya administrasi perusahaan, sebab satu-satunya cara untuk dapat memahami kondisi perusahaan adalah dengan membaca laporan keuangannya.
Itu sebabnya, mencatat setiap transaksi sekecil apapun merupakan hal yang wajib dilakukan. Sayangnya tertib administrasi ini kerapkali dilupakan para pebisnis pemula, sehingga sulit untuk mendeteksi keluar-masuknya uang yang berdampak pada sulitnya mengevaluasi perkembangan bisnis.
Menjadi lebih baik lagi jika memanfaatkan teknologi untuk mencatat keluar-masuknya uang, karena saat ini sudah banyak software yang dapat diinstal di perangkat komputer atau laptop untuk membantu memanage keuangan perusahaan, bahkan tidak sedikit yang berbentuk aplikasi untuk diinstal di perangkat smartphone.
3. Mengabaikan Pegawai
Sadari bahwa laju perkembangan perusahaan tidak hanya karena peran dari pemilik, pimpinan atau para petinggi perusahaan saja, tapi juga seluruh pegawai yang ada di perusahaan tersebut. Itu sebabnya, kehadiran para pegawai mutlak dibutuhkan dan keberadaannya jangan pernah disepelekan, sebab berkaitan erat dengan produktifitas perusahaan.
Untuk itu, rekrut pegawai yang memiliki kompetensi dan pengalaman lebih, dan jangan hanya menilai dari kemampuan akademiknya saja. Tidak cukup hanya itu, Anda juga harus menciptakan iklim kerja yang kondusif dan nyaman, menghargai prestasi kerja serta memperhatikan kesejahteraan mereka.
Jika pegawai merasa nyaman dalam bekerja, jika apa yang mereka kerjakan dihargai dengan sepadan dan jika kesejahteraan mereka terpenuhi, maka dengan sendirinya produktifitas kerja akan meningkat baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Sebaliknya, jika lingkungan kerja sudah tidak nyaman, pekerjaan tidak pernah dihargai dan kesejahteraan tidak terpenuhi, bukan saja produktifitas kerja mereka akan menurun tapi juga ada kemungkinan mereka akan hengkang dan beralih profesi. Padahal ada kemungkinan mereka sebenarnya memiliki potensi hanya saja tidak diberdayakan dengan maksimal oleh perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan dalam memberdayakan pegawai itulah yang bisa menjadi penyebab bisnis gagal dan perusahaan mengalami kehancuran.
4. Tanpa Promosi
Promosi juga bisa menjadi penyebab bisnis gagal, karena tanpa melakukan promosi, mustahil bisnis akan mendapatkan tempat di hati pelanggan, Untuk itu, sekecil apapun bisnis tersebut, usahakan untuk terus berpromosi.
Bentuk dan caranya bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan, karena promosi tidak selalu butuh modal yang besar. Bahkan dengan cara-cara tertentu, promosi juga bisa dilakukan dengan gratis, yang hasilnya tidak kalah efektif dibanding promosi dengan budget yang besar.
Demikian 4 faktor yang bisa menjadi penyebab bisnis gagal dan hancurnya perusahaan. Cermati faktor-faktor tersebut contoh dengan persiapan bisnis online untuk mengantisipasinya. (*)